Langsung ke konten utama

Pekembangan Terminografi

Terminografi adalah proses untuk mengumpulkan kosakata tertentu dari suatu bahasa yang biasanya berupa terminologi atau kosakata khusus. Di Indonesia, terminografi yang pertama adalah Kamus Istilah yang ditulis oleh Sultan Takdir Alisyahbana, dan diterbitkan pada tahun 1949. Selanjutnya, perkembangan terminografi mulai marak sejak tahun 1980an. Beberapa terminografi yang muncul pada era tersebut adalah Kamus Kimia Organik (Amiruddin, 1981), Kamus Istilah Akuntansi (Bangkalany, 1983), Kamus Istilah Statistik (Barazi, 1984), Kamus Istilah Tata Negara (Amanwinata, 1985), Kamus Biologi (Adisoemarto, 1987), dan lain-lain.

Terminografi berbeda dengan leksikografi. Bergenholtz dan Tarp (1995:10-11) membedakannya sebagai berikut:
  1. Leksikografi berkaitan dengan deskripsi kata-kata umum, sedangkan terminografi berfokus pada deskripsi istilah-istilah khusus.
  2. Ahli leksikografi berfokus pada makrostruktur yang alfabetis, sedangkan ahli terminologi lebih suka berfokus pada makrostruktur yang sistematis.
  3. Terminologi bersifat preskriptif, sedangkan leksikografi bersifat deskriptif.
  4. Kelompok sasaran terminologi adalah para ahli, sedangkan leksikografi adalah untuk orang umum.
  5. Sasaran ahli terminologi adalah membantu pemakai untuk mengkodekan (encode) teks, sedangkan ahli leksikografer bertujuan untuk membantu pemakai menguraikan kode (decode) teks.


Dari perjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa terminografi adalah pembuatan kamus yang memuat istilah khusus, secara sistematis, dan bersifat preskriptif. Terminografi berguna bagi orang yang ingin memahami suatu bidang tertentu atau ingin menulis artikel tertentu dengan menggunakan istilah yang sesuai.

Postingan populer dari blog ini

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa keuntungan dan kelamahan. Kuswadi (2004:37)menyebutkan beberapa keuntungan dan kelemahan dari  pembelajaran kooperatif  tipe STAD. Beberapa keuntungannya antara lain: Setiap anggota kelompok mendapat tugas Adanya interaksi langsung antar siswa dalam kelompok Melatih siswa mengembangkan keterampilan sosial (social skill) Membiasakan siswa menghargai pendapat orang lain Meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara dan berbuat, sehingga kemampuan akademiknya meningkat Memberi peluang kepada siswa untuk berani bertanya dan mengutarakan pendapat Memfasilitasi terwujudnya rasa persaudaraan dan kesetiakawanan Terlaksananya pembelajaan yang berpusat pada siswa, sehingga waktu yang tersedia hampir seluruhnya digunakan oleh siswa untuk kegiatan pembelajaran Memberi peluang munculnya sikap-sikap positif siswa Adapaun beberapa kelemahan dari pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah: Dalam pelaksanaan di kelas, membutuhkan wakr

Prinsip utama pembelajaran menurut Teori Vygotsky

Menurut Slavin (dalam Murdiana, 2002: 21-22) Teori Vygotsky menekankan pada empat prinsip utama dalam pembelajaran, yaitu:  (1) the sociocultural nature of learning, (2) zone of proximal development, (3) cognitive apprenticeship, dan (4) scaffolding. Prinsip pertama the sociocultural nature of learning menurut Vygotsky menekankan pada pentingnya peran orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu dalam belajar. Vygotsky menyarankan untuk menggunakan kelompok-kelompok belajar dengan kemampuan anggota kelompok yang berbeda-beda untuk mengupayakan perubahan konseptual. Penggunaan prinsip sosiokultural dalam pembelajaran kooperatif terlihat pada tahap kegiatan kelompok(fase-3 dan pelaksanaannya dapat dilihat pada rencana pembelajaran. Pada tahap kegiatan kelompok akan terjadi interaksi sosiokultural antar anggota kelompok yang berbeda dalam kemampuan akademis, latar belakang sosial budaya, dan tingkat emosional Prinsip kedua zone of proximal development menurut Vygotsky adalah i

Langkah-langkah Pembelajaran Pembelajaran Matematika Realistis (PMR)

Prinsip utama PMR dijabarkan menjadi karakteristik-karakteristik PMR. Selanjutnya, dalam pembelajaran diperlukan langkah-langkah operasional. Berdasarkan pengertian, prinsip utama dan karakteristik PMR sebagaimana yang telah diuraikan, maka dalam penelitian ini dirancang langkah-langkah (kegiatan) inti dalam pembelajaran matematika realistik, yaitu: Langkah 1: Memahami masalah kontekstual Guru memberikan masalah (soal) kontekstual dan meminta siswa untuk memahami masalah tersebut. Jika ada bagian-bagian tertentu yang kurang atau belum dipahami sebagian siswa, maka siswa yang memahami bagian itu diminta menjelaskannya kepada kawannya yang belum paham. Jika siswa yang belum paham tadi merasa tidak puas, guru menjelaskan lebih lanjut dengan cara memberi petunjuk-petunjuk atau saran-saran terbatas (seperlunya) tentang situasi dan kondisi masalah (soal). Petunjuk dalam hal ini berupa pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa untuk memahami masalah (soal), seperti: “Apa yang diketa