Langsung ke konten utama

Rencana Pembelajaran, Buku Siswa dan Lembar Kerja Siswa

Rencana pembelajaran merupakan suatu rencana yang berisi langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang disusun secara sistematis sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Semakin baik perencanaan yang dibuat, semakin mudah pelaksanaan kegiatan pembelajaran sehingga semakin tinggi kemungkinan hasil belajar yang dicapai(Djawa Djong, 2006:43). Oleh sebab itu dikembangkan pula rencana pembelajaran yang terdiri dari bagian pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang didalamnya memuat fase-fase pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Buku siswa merupakan buku yang digunakan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran sebagai sumber informasi dan materi. Buku siswa memuat tujuan pembelajaran materi beserta uraiannya, dan soal-soal latihan. Dalam penelitian ini, buku siswa tidak diperlukan karena siswa memiliki buku pegangan sendiri yang telah ditetapkan oleh sekolah. 

Lembar Kerja Siswa atau LKS merupakan suatu rangkaian tugas yang telah disusun dengan pertanyaan-pertanyaan yang memudahkan mereka mengerjakan/menyelesaikan sesuai dengan materi yang diajarkan. Tugas yang dijabarkan dalam LKS berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab siswa (dalam kegiatan kelompok).
Fungsi LKS  bagi siswa adalah untuk mempermudah pemahan siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan dan bertujuan untuk mengembangkan kompetensi siswa.   

Menurut Rudiyanto (dalam Djawa Djong, 2006:44 ) ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam menyusun/membuat LKS, antara lain :

a. Syarat-syarat didaktik.
LKS sebagai salah satu bentuk sarana berlangsungnya proses pembelajaran harus mengikuti asas-asas pembelajaran yang efektif, yaitu :
  1. Tekankan pada proses untuk menemukan konsep-konsep sehingga LKS di sini berfungsi sebagai petunjuk jalan bagi siswa untuk mencari tahu,
  2. Tidak memperhatikan adanya perbedaan individual sehingga LKS yang baik itu adalah yang dapat digunakan baik oleh siswa yang lambat, sedang, maupun yang pandai

b. Syarat-syarat konstruksi
Persyaratan konstruksi yang harus dipenuhi dalam penyusunan LKS adalah syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kesederhanaan penggunaan kata-kata dan kejelasan yang pada hakekatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh siswa. Berkaitan dengan hal tersebut ada beberapa hal yang harus diperhatian dalam menyusun dan membuat LKS, yaitu :
  1. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan (tingkat perkembangan kognitif) siswa,
  2. Menggunakan struktur kalimat atau kata-kata yang jelas,
  3. Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, apabila konsep yang hendak dituju merupakan sesuatu yang kompleks, dapat dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana,
  4. Menggunakan kalimat yang pendek dan sederhana,
  5. Memiliki tujuan pembelajaran yang jelas serta manfaat dari pelajaran itu sebagai sumber motivasi,
  6. Mempunyai identitas untuk lebih memudahkan administasi, misalnya nama, kelas, mata pelajaran, tanggal, dan sebaginya.

c. Syarat-syarat teknis
Penyusunan dan pembuatan LKS juga harus memenuhi syarat-syarat teknis sebagai beriku :
  1. Tulisan. Tulisan atau huruf yang harus digunakan adalah a) menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf romawi/latin disesuaikan dengan tingkat kognitif siswa, b) menggunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik, bukan garis bawah, c) banyak kata dalam satu baris tidak lebih dari 10 kata.
  2. Gambar. Gambar harus dapat menyampaikan pesan/isi dari gambar tersebut secara efektif terhadap pengguna LKS. 
  3. Penampilan. Penampilan harus memiliki kombinasi antara gambar dan tulisan. Disamping itu harus memperhatikan pada format dan syarat-syarat penulisan yang sesuai dengan kurikulum. 

Menurut Cecep Wijaya (dalam Mervin, 2003:50) dalam menyusun LKS hendaknya memenuhi beberapa komponen. Komponen-komponen tersebut adalah:
a) topik yang dibahas,
b) waktu yang tersedia untuk melakukan kegiatan,
c) tujuan pembelajaran umum,
d) tujuan pembelajaran khusus,
e) rangkuman materi,
f) alat pelajaran yang digunakan,
g) prosedur kegiatan
h) pertanyaan-pertanyaan yang harus dikerjakan setelah melaksanakan kegiatan

Postingan populer dari blog ini

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa keuntungan dan kelamahan. Kuswadi (2004:37)menyebutkan beberapa keuntungan dan kelemahan dari  pembelajaran kooperatif  tipe STAD. Beberapa keuntungannya antara lain: Setiap anggota kelompok mendapat tugas Adanya interaksi langsung antar siswa dalam kelompok Melatih siswa mengembangkan keterampilan sosial (social skill) Membiasakan siswa menghargai pendapat orang lain Meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara dan berbuat, sehingga kemampuan akademiknya meningkat Memberi peluang kepada siswa untuk berani bertanya dan mengutarakan pendapat Memfasilitasi terwujudnya rasa persaudaraan dan kesetiakawanan Terlaksananya pembelajaan yang berpusat pada siswa, sehingga waktu yang tersedia hampir seluruhnya digunakan oleh siswa untuk kegiatan pembelajaran Memberi peluang munculnya sikap-sikap positif siswa Adapaun beberapa kelemahan dari pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah: Dalam pelaksanaan di kelas, membutu...

Prinsip utama pembelajaran menurut Teori Vygotsky

Menurut Slavin (dalam Murdiana, 2002: 21-22) Teori Vygotsky menekankan pada empat prinsip utama dalam pembelajaran, yaitu:  (1) the sociocultural nature of learning, (2) zone of proximal development, (3) cognitive apprenticeship, dan (4) scaffolding. Prinsip pertama the sociocultural nature of learning menurut Vygotsky menekankan pada pentingnya peran orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu dalam belajar. Vygotsky menyarankan untuk menggunakan kelompok-kelompok belajar dengan kemampuan anggota kelompok yang berbeda-beda untuk mengupayakan perubahan konseptual. Penggunaan prinsip sosiokultural dalam pembelajaran kooperatif terlihat pada tahap kegiatan kelompok(fase-3 dan pelaksanaannya dapat dilihat pada rencana pembelajaran. Pada tahap kegiatan kelompok akan terjadi interaksi sosiokultural antar anggota kelompok yang berbeda dalam kemampuan akademis, latar belakang sosial budaya, dan tingkat emosional Prinsip kedua zone of proximal development menurut Vygotsky adal...

8 Dimensi kualitas pelayanan

Ada 8 (delapan) dimensi kualitas yang dikembangkan Garvin (dalam Lovelock; Peppard dan Rowland, 1995) seperti dikutip Fandy Tjiptono (1996 : 68) dan dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan strategis dan analisis. Dimensi-dimensi tersebut adalah : Kinerja (performance), karakteristik pokok dari produk inti. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap. Kehandalan (realibility), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standard-standard yang telah ditetapkan sebelumnya. Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah diperbaiki, penanganan keluhan yang memuaskan. Estetika (aesthetics), yaitu daya tarik produk terhadap panca indra. Kualitas yang dipersepsikan (perceive...