Ide pokok teori konstruktivisme adalah siswa secara aktif membangun pengetahuan mereka sendiri. Pembelajaran merupakan kerja mental aktif, bukan menerima pengajaran dari guru secara pasif. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha susah payah dengan ide-ide (Slavin dalam Ali Mansyur,2003:13).
Dalam pandangan konstruktivis, guru tidak dapat begitu saja memberi pengetahuan jadi kepada siswa. Agar pengetahuan yang diberikan bermakna, siswa sendirilah yang harus memproses informasi yang diterimanya, menstrukturnya kembali dan mengintegrasikannya dengan pengetahuan yang dimilikinya.
Menurut Suparno (1997:49) prinsip-prinsip dasar pandangan konstruktivis adalah :
- Pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa, baik secara personal maupun secara sosial.
- Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali hanya dengan keaktifan siswa menalar.
- Siswa aktif mengkonstruksi terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah
- Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa berjalan mulus.
- Siswa terlibat aktif dalam belajar. Siswa belajar materi secara bermakna dengan bekerja dan berpikir. Siswa belajar bagaimana belajar itu.
- Informasi baru harus dikaitkan dengan informasi lain sehingga menyatu dengan skemata yang dimiliki siswa agar pemahaman terhadap informasi (materi) kompleks terjadi.
- Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pandangan konstruktivis dalam pembelajaran adalah guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa harus membangun sendiri pengetahuan di benaknya. Peran guru hanya sebagai fasilitator.