Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dengan penekanan pada aspek sosial dalam pembelajaran dan menggunakan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari siswa-siswa dengan tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang yang berbeda, yang secara bersama-sama saling membutuhkan untuk menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan belajar.
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. Prinsip-prinsip kostruktivis yang diambil adalah:
(1) pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal maupun sosial, (2) pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar, (3) murid aktif mengkonstruksi terus-menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep menuju yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep ilmiah, (4) guru sekedar mambantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa berjalan mulus (Suparno, 1997: 49). Soedjadi (2001) mengemukakan bahwa ciri penting konstruktivisme dalam proses belajar-mengajar adalah siswa aktif menemukan sendiri konsep-konsep yang perlu diketahui. Hal ini sejalan dengan pendapat Von Glaserfeld (dalam Ratumanan. 2002:92) bahwa pengetahuan tidak diterima secara pasif melalui indera ataupun dengan cara komunikasi, melainkan dibangun secara aktif oleh individu.
Dari beberapa pendapat di atas bahwa penekanan pemelajaran kooperatif terletak pada kerjasama, tanggung jawab bersama, keaktifan siswa dan sebagainya, sedangkan guru hanya bertindak sebagai fasilitator yang berfungsi membantu proses belajar siswa.
Arends (1997: 111) menyatakan bahwa: “the cooperative learning model was developed to achieve at least three important instructional goals: academic achievement, acceptance of diversity, and social skill development”, yang maksudnya adalah bahwa model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai sekurang-kurangnya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap perbedaan individu, dan pengembangan keterampilan sosial.
1. Hasil belajar akademik
Pembelajaran kooperatif memberikan keuntungan baik pada siswa kelompok atas maupun kelompok bawah yang bekrja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa kelompok bawah. Jadi, siswa kelompok bawah memperoleh bantuan dari teman sebaya yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Siswa kelompok atas akan meningkat kemampuan akademiknya, karena memberikan pelayanan sebagai tutor membutuhkan pemikiran yang mendalam tentang hubungan ide-ide yang terdapat pada materi tertentu.
2. Penerimaan terhadap perbedaan individu
Pembelajaran kooperatif menyajikan peluang bagi siswa dari berbagai latarbelakang dan kondisi, untuk bekerja dan saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama.
3. Pengembangan keterampilan sosial
Pembelajaaran kooperatif mengajarkan kepada siswa ketermpilan bekerja sama dan kolaborasi. Ketermpilan ini sangat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat.