Dari karakteristik matematika yang menyatakan bahwa objek matematika itu adalah abstrak, maka dibutuhkan suatu penalaran yang cukup utuk belajar matematika. Belajar matematika tentang fakta, sifat, aturan, konsep, definisi, prinsip, atau teorema haruslah dipahami atau dimengerti dengan jelas, setelah dipahami baru dihapalkan. Jika belajar matematika hanya dihapalkan saja maka tidak mempunyai arti dan tidak mempunyai landasan yang kuat.
Sukahar (1992: 3) menyatakan bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur yang diatur menurut urutan logis. Belajar matematika tidak ada artinya kalau hanya dihapalkan saja, belajar matematika baru bermakna jika dimengerti.
Matematika mempunyai sistem dan struktur, oleh sebab itu belajar matematika haruslah bertahap dan kontinu. Mempelajari sebuah konsep haruslah dengan mempelajari prasyarat konsep tersebut terlebih dahulu. Hal itu akan mempermudah untuk memahami konsep itu lebih lanjut.
Hudoyo (1988: 3) mengatakan “mempelajari konsep B yang mendasarkan kepada konsep A, seseorang perlu memahami konsep A lebih dulu. Tanpa memahami konsep A, tidak mungkin orang itu memahami konsep B. Ini berarti, mempelajari matematika haruslah bertahap dan berurutan serta mendasarkan kepada pengalaman belajar yang lalu.”
Soedjadi (dalam Sinaga, 1998: 15) menyatakan bahwa untuk menguasai matematika diperlukan cara belajar yang berurutan, setapak demi setapak dan berkesinambungan. Hal ini sejalan dengan pendapat Hudoyo (dalam Sinaga, 1998: 15) yang mengatakan bahwa untuk mempelajari matematika haruslah secara kontinu dan tidak terputus-putus. Belajar matematika dengan terputus-putus akan mengganggu terjadinya proses belajar. Lebih lanjut dikatakan bahwa belajar matematika hendaknya didasarkan pada pengalaman belajar yang lalu.
Dengan belajar matematika secara bertahap, berurutan, setapak demi setapak, kontinu dan tidak terputus-putus diharapkan dapat terjadi perubahan kognitif siswa. Karena dengan adanya perubahan kognitif siswa akan membuat siswa mampu mengaplikasikan materi matematika yang dipelajari secara konseptual maupun secara praktis, dalam kehidupannya sehari-hari. Konseptual artinya siswa mampu mempelajari materi matematika lanjutan sedangkan praktis artinya siswa mampu menerapkan materi matematika dalam ilmu lain.
Dari uraian di atas disimpulkan bahwa belajar matematika merupakan suatu proses mental seseorang melakukan kegiatan untuk memahami materi matematika. Kegiatan memahami itu sebaiknya dilakukan secara bertahap, berurutan dan kontinu serta mendasarkan pada pengalaman belajar yang lalu.