Langsung ke konten utama

Pengaruh Logam Berat pada makhluk hidup

Logam berat merupakan unsur yang mempunyai sifat dan kriteria yang sama seperti logam-logam lain diantaranya : memiliki kemampuan yang baik sebagai penghantar listrik (konduktor), memiliki kemampuan sebagai penghantar panas yang baik,memiliki rapat jenis yang tinggi, dapat membentuk alloy dengan logam lainnya.

Sedangkan karakteristik logam berat adalah memiliki massa jenis yang lebih besar dari 4 kg/L dan mempunyai respon biokimia yang khas pada organisme hidup. Berbeda dengan logam biasa, logam berat dapat menimbulkan efek-efek khusus pada mahluk hidup. Secara umum bisa dikatakan bahwa semua logam berat dapat menjadi bahan pencemar yang akan meracuni tubuh mahluk hidup (Palar, 1994).

Logam berat umumnya terdapat dalam jumlah yang kecil sehingga sering menyulitkan pemantauan kadarnya dalam media lingkungan. Logam berat dapat terakumulasi dalam tubuh organisme dan sebagian besar organisme tersebut mempunyai kemampuan untuk menghimpun logam berat (Adzam, 1994).

Logam berat kelimpahan alamnya maksimal 0,1 % atau 1000 ppm dari berat kerak bumi dikelompokkan sebagai logam renik. Logam-logam renik ini walaupun kelimpahannya di alam sangat kecil, tetapi sangat membahayakan organisme hidup. Dalam konsentrasi yang kecil, logam-logam itu justru dibutuhkan oleh organisme dalam melaksanakan aktivitas hidupnya. Bila kelimpahannya di alam bertambah maka dapat membahayakan organisme itu sendiri (Anon, 1993 dalam Adzam, 1994).

Konsentrasi logam berat di dalam jaringan tanaman pada umumnya rendah, dalam jangka panjang akumulasi logam berat asal tumbuhan di dalam jaringan tubuh manusia dapat mengakibatkan pengaruh negatif bagi kesehatan manusia.

Istilah logam berat pada umumnya digunakan untuk logam yang memiliki nomor atom lebih besar daripada besi atau yang memiliki di atas 5 gr ml-1. Karakteristik kelompok logam berat adalah sebagai berikut :
1. memiliki spesifikasi graviti yang sangat besar (lebih dari 5)
2. mempunyai nomor atom 22 – 34 dan 40 – 50 serta unsur lantanida dan aktinida.
3. mempunyai respon biokimia khas (spesifik) pada organisme hidup.

Logam berat juga bisa dikelompokkan sebagai logam yang berhubungan dengan toksisitas atau polusi. Toksisitas dari logam berat ini ditumbuhkan oleh sifat pengompleks yang kuat dari ion-ion logam berat tersebut (Vymazal, 1995).

Menurut Vymazal (1995), logam juga dapat diklasifikasikan berdasarkan konsentrasi yang dibutuhkan untuk menimbulkan efek toksik pada tanaman, yaitu :

  1. Sangat Toksik Efek toksik terlihat pada konsentrasi dibawah 1 mg.L-1 (Ag+, Hg2+, Sn2+, Pb2+)
  2. Agak Toksik Efek toksik terjadi pada konsentrasi antara 1—100 mg.L-1 (Al3+, Ba2+, Be2+, Bi3+, Cu2+, Cd2+ Co2+, Cr2+, Fe2+, Mn2+, Ni2+, Zn2+, Zr4+)


Postingan populer dari blog ini

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa keuntungan dan kelamahan. Kuswadi (2004:37)menyebutkan beberapa keuntungan dan kelemahan dari  pembelajaran kooperatif  tipe STAD. Beberapa keuntungannya antara lain: Setiap anggota kelompok mendapat tugas Adanya interaksi langsung antar siswa dalam kelompok Melatih siswa mengembangkan keterampilan sosial (social skill) Membiasakan siswa menghargai pendapat orang lain Meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara dan berbuat, sehingga kemampuan akademiknya meningkat Memberi peluang kepada siswa untuk berani bertanya dan mengutarakan pendapat Memfasilitasi terwujudnya rasa persaudaraan dan kesetiakawanan Terlaksananya pembelajaan yang berpusat pada siswa, sehingga waktu yang tersedia hampir seluruhnya digunakan oleh siswa untuk kegiatan pembelajaran Memberi peluang munculnya sikap-sikap positif siswa Adapaun beberapa kelemahan dari pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah: Dalam pelaksanaan di kelas, membutu...

Prinsip utama pembelajaran menurut Teori Vygotsky

Menurut Slavin (dalam Murdiana, 2002: 21-22) Teori Vygotsky menekankan pada empat prinsip utama dalam pembelajaran, yaitu:  (1) the sociocultural nature of learning, (2) zone of proximal development, (3) cognitive apprenticeship, dan (4) scaffolding. Prinsip pertama the sociocultural nature of learning menurut Vygotsky menekankan pada pentingnya peran orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu dalam belajar. Vygotsky menyarankan untuk menggunakan kelompok-kelompok belajar dengan kemampuan anggota kelompok yang berbeda-beda untuk mengupayakan perubahan konseptual. Penggunaan prinsip sosiokultural dalam pembelajaran kooperatif terlihat pada tahap kegiatan kelompok(fase-3 dan pelaksanaannya dapat dilihat pada rencana pembelajaran. Pada tahap kegiatan kelompok akan terjadi interaksi sosiokultural antar anggota kelompok yang berbeda dalam kemampuan akademis, latar belakang sosial budaya, dan tingkat emosional Prinsip kedua zone of proximal development menurut Vygotsky adal...

8 Dimensi kualitas pelayanan

Ada 8 (delapan) dimensi kualitas yang dikembangkan Garvin (dalam Lovelock; Peppard dan Rowland, 1995) seperti dikutip Fandy Tjiptono (1996 : 68) dan dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan strategis dan analisis. Dimensi-dimensi tersebut adalah : Kinerja (performance), karakteristik pokok dari produk inti. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap. Kehandalan (realibility), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standard-standard yang telah ditetapkan sebelumnya. Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah diperbaiki, penanganan keluhan yang memuaskan. Estetika (aesthetics), yaitu daya tarik produk terhadap panca indra. Kualitas yang dipersepsikan (perceive...