Langsung ke konten utama

Pembelajaran menurut Teori Piaget

Piaget  (Suparno, 1997: 14)   membedakan   adanya   tiga   macam  pegetahuan: (1) pengetahuan fisis, (2) matematis-logis dan, (3) sosial.Pengetahuan yang akurat tidak dapat diturunkan langsung dari membaca atau mendengarkan orang bicara.Sehingga yang terpenting pada pembentukan pengetahuan itu adalah tindakan  atau kegiatan siswa terhadap suatu benda dan interaksi dengan orang lain dalam hal ini dimungkinkan pada pembelajaran kooperatif dengan menggunakan alat peraga. Dengan demikian faktor-faktor sosial sangat penting dalam perkembangan intelektual siswa. Piaget (dalam Wijayanti, 2000: 17) mengatakan lingkungan sosial siswa sebelum tingkat operasional konkrit tidaklah berbeda secara essensial dari lingkungan fisik, tetapi dalam tahap operasional konkrit dan khususnya tahap operasional formal peran lingkungan sosial bagi perkembangan intelektual siswa menjadi penting. Peran tersebut terlihat dalam bentuk saling bertukar pendapat dengan teman-temannya, mendiskusikan pendapat masing-masing, serta pengambilan konsensus sosial.  

Manfaat teori Piaget dalam pembelajaran menurut Slavin (dalam La Masi, 2002: 21) adalah sebagai berikut:
  1. Pembelajaran berpusat pada proses berpikir atau proses mental, tidak hanya mementingkan pada hasil.
  2. Pembelajaran mengutamakan peran siswa yang berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif. Di dalam kelas penyajian pengetahuan tidak mendapat penekanan, melainkan anak didorong menemukan sendiri pengetahuan itu melalui interaksi spontan dengan lingkungannya.
  3. Memaklumi adanya perbedaan individu  dalam hal kemajuan perkembangan. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung pada kecepatan yang berbeda.


Implikasi dari teori Piaget dalam pembelajaran kooperatif adalah :
  1. Memusatkan perhatian pada proses berpikir pada atau proses mental anak, bukan sekedar pada hasilnya. 
  2. Menekankan pada pentingnya peranan siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatannya secara aktif dalam pembelajaran. Anak didorong menemukan sendiri melalui interaksi dengan lingkungannya. 


Postingan populer dari blog ini

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa keuntungan dan kelamahan. Kuswadi (2004:37)menyebutkan beberapa keuntungan dan kelemahan dari  pembelajaran kooperatif  tipe STAD. Beberapa keuntungannya antara lain: Setiap anggota kelompok mendapat tugas Adanya interaksi langsung antar siswa dalam kelompok Melatih siswa mengembangkan keterampilan sosial (social skill) Membiasakan siswa menghargai pendapat orang lain Meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara dan berbuat, sehingga kemampuan akademiknya meningkat Memberi peluang kepada siswa untuk berani bertanya dan mengutarakan pendapat Memfasilitasi terwujudnya rasa persaudaraan dan kesetiakawanan Terlaksananya pembelajaan yang berpusat pada siswa, sehingga waktu yang tersedia hampir seluruhnya digunakan oleh siswa untuk kegiatan pembelajaran Memberi peluang munculnya sikap-sikap positif siswa Adapaun beberapa kelemahan dari pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah: Dalam pelaksanaan di kelas, membutu...

Prinsip utama pembelajaran menurut Teori Vygotsky

Menurut Slavin (dalam Murdiana, 2002: 21-22) Teori Vygotsky menekankan pada empat prinsip utama dalam pembelajaran, yaitu:  (1) the sociocultural nature of learning, (2) zone of proximal development, (3) cognitive apprenticeship, dan (4) scaffolding. Prinsip pertama the sociocultural nature of learning menurut Vygotsky menekankan pada pentingnya peran orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu dalam belajar. Vygotsky menyarankan untuk menggunakan kelompok-kelompok belajar dengan kemampuan anggota kelompok yang berbeda-beda untuk mengupayakan perubahan konseptual. Penggunaan prinsip sosiokultural dalam pembelajaran kooperatif terlihat pada tahap kegiatan kelompok(fase-3 dan pelaksanaannya dapat dilihat pada rencana pembelajaran. Pada tahap kegiatan kelompok akan terjadi interaksi sosiokultural antar anggota kelompok yang berbeda dalam kemampuan akademis, latar belakang sosial budaya, dan tingkat emosional Prinsip kedua zone of proximal development menurut Vygotsky adal...

8 Dimensi kualitas pelayanan

Ada 8 (delapan) dimensi kualitas yang dikembangkan Garvin (dalam Lovelock; Peppard dan Rowland, 1995) seperti dikutip Fandy Tjiptono (1996 : 68) dan dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan strategis dan analisis. Dimensi-dimensi tersebut adalah : Kinerja (performance), karakteristik pokok dari produk inti. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap. Kehandalan (realibility), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standard-standard yang telah ditetapkan sebelumnya. Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah diperbaiki, penanganan keluhan yang memuaskan. Estetika (aesthetics), yaitu daya tarik produk terhadap panca indra. Kualitas yang dipersepsikan (perceive...