Kedelai adalah tanaman semusim yang penting setelah padi dan jagung. Ketiganya merupakan tanaman bahan makanan yang penting di Indonesia. Kedelai merupakan sumber utama minyak atau lemak dan kualitas proteinnya sangat tinggi bagi gizi manusia, kedelai mengandung asam amino essensial yang diperlukan tubuh manusia. Biji-bijinya mengandung 16%--24% lemak, 30,55%--40% protein dan kandungan karbohidratnya mencapai 35 %.
Klasifikasikan kedelai menurut Lawrence (1951) adalah Divisi : Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledoneae, Subkelas : Dialypetaleae, Ordo : Rosales, Famili : Leguminosae, Subfamili : Papilonoideae, Genus : Glycine, Species : (Glycine max [L] Merril).
Kedelai dalam bentuk bahan olahan tradisional seperti tempe atau tahu, kandungan protein per 100 gram bahan menjadi lebih rendah, namun lebih mudah tercerna. Tempe merupakan olahan dari kedelai yang paling tinggi kandungan proteinnya dibandingkan tahu atau olahan lain (Suprapto, 1992).
Kedelai dipanen saat unsur panennya sudah optimal (masak fisiologis) agar diperoleh mutu hasil dan produksi yang tinggi. Umur panen kedelai antara 71 – 90 hari, tergantung varietasnya. Selain itu perlu diperhatikan sosok tanamannya. Berikut ini indikator panen kedelai :
- Polong mengalami perubahan warna dan hijau menjadi kecoklatan atau jika 95% polong berubah warna.
- Batang dan daun telah kering.
- Kadar air sekitar 15 – 18 %.
Dewasa ini varietas baru kedelai banyak bermunculan, varietas kedelai yang dianjurkan antara lain variets Otak, varietas Ringgit, varietas Sumbing, varietas Merapi, varietas Galunggung, varietas Wilis dan varietas Americana. Varietas yang paling banyak ditanam di Propinsi Lampung adalah varietas Wilis. Salah satu varietas kedelai yang ditanam di Indonesia adalah varietas Wilis yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1. Umur panen 88 hari.
2. Varietas ini agak tahan terhadap penyakit karat dan virus.
3. Hasil panen 1,6 ton/ha.