Langsung ke konten utama

Konsep dan Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Slavin (1995 :5) mengemukakan tiga konsep yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif, yaitu penghargaan kelompok, pertanggungjawaban individu dan kesempatan yang sama untuk berhasil.

1.  Penghargaan Kelompok
Penghargaan kelompok diperoleh jika kelompok mencapai skor sesuai kriteria yang ditentukan.

2.  Pertanggungjawaban Individu
Keberhasilan kelompok tergantung pada pertanggungjawaban individu dari semua anggota kelompok. Adanya pertanggungjawaban individu, menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes tanpa bantuan teman sekelompoknya.

3.  Kesempatan yang sama untuk berhasil
Pembelajaran kooperatif menggunakan metode penskoran untuk menentukan nilai perkembangan individu. Nilai perkembangan ini berdasarkan pada peningkatan skor tes yang diperoleh siswa dari tes yang terdahulu. Dengan menggunakan metode penskoran ini setiap siswa baik yang berprestasi rendah, sedang, atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil demi melakukan hal terbaik bagi kelompok.

Landgren (dalam Halim, 2005 : 20) menjelaskan tentang unsur-unsur dasar dalam Pembelajaran koperatif, unsur-unsur tersebut adalah :
  1. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang barsama” (sink or swim together)
  2. Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap tiap siswa lain dalam kelompoknya, disamping tanggung jawab terhadap dirinya sendiri, dalam mempelajari materi yang dihadapi.
  3. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang sama. 
  4. Para siswa harus membagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama besar diantara para anggota kelompok.
  5. Para siswa akan diberi satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.
  6. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara sehingga mereka memperoleh keterampilan bekerjasama selama belajar.
  7. Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individu materi yang ditangani dalam kelompok koperatif.



Arends (1997: 111) menyampaikan ciri-ciri pembelajaran kooperatif  sebagai berikut : 
  1. Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis
  2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah
  3. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, suku, budaya, dan jenis kelamin yang berbeda-beda.
  4. Pengharagaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan kerjasama antar siswa dan saling ketergantungan dalam struktur pencapaian tugas, tujuan dan penghargaan. Keberhasilan pembelajaran ini bergantung dari keberhasilan masing-masing individu dalam kelompok, dimana keberhasilan tersebut sangat berarti untuk mencapai suatu tujuan yang positif dalam belajar.

Zamroni (2000:146) mengemukakan manfaat penerapan belajar kooperatif adalah dapat mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud input pada level individual. Disamping itu belajar kooperatif dapat mengembangkan solidaritas di kalangan siswa. Dengan belajar kooperatif diharapkan kelak akan muncul generasi baru yang memiliki prestasi akademik yang cemerlang dan memiliki solidaritas sosial yang kuat.

Dalam pembelajaran kooperatif ada enam fase atau langkah utama. Pembelajaran diawali dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran disertai dengan memotivasi siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh.  Fase ini diikuti dengan penyampaian informasi dengan lisan atau dalam bentuk bacaan. Selanjutnya siswa dikelompokkan  ke dalam kelompok-kelompok belajarnya. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja bersama untuk menyelesaikan tugas secara berkelompok. Tahap terakhir pembelajaran kooperatif meliputi presentasi hasil akhir kerja kelompok, atau evaluasi tentang materi yang telah dipelajari dan memberikan penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu.

Keenam langkah pembelajaran kooperatif oleh Arends (dalam Ibrahim, 2000: 10)  

Fase 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar

Fase 2 :Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bacaan

Fase 3:Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
Guru mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

Fase 4:Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing  kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas. *)

Fase 5:Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempersentasikan hasil kerjanya.

Fase 6:Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya atas hasil belajar individu maupun kelompok.




























Tabel 2.1. Langkah-langkah  Pembelajaran Kooperatif
Fase Tingkah Laku Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa


Fase 2 
Menyajikan informasi


Fase 3
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.


Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar


Fase 5
Evaluasi


Fase 6
Memberikan penghargaan Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bacaan

Guru mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

Guru membimbing  kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas. *)


Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempersentasikan hasil kerjanya.

Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya atas hasil belajar individu maupun kelompok.

Postingan populer dari blog ini

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa keuntungan dan kelamahan. Kuswadi (2004:37)menyebutkan beberapa keuntungan dan kelemahan dari  pembelajaran kooperatif  tipe STAD. Beberapa keuntungannya antara lain: Setiap anggota kelompok mendapat tugas Adanya interaksi langsung antar siswa dalam kelompok Melatih siswa mengembangkan keterampilan sosial (social skill) Membiasakan siswa menghargai pendapat orang lain Meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara dan berbuat, sehingga kemampuan akademiknya meningkat Memberi peluang kepada siswa untuk berani bertanya dan mengutarakan pendapat Memfasilitasi terwujudnya rasa persaudaraan dan kesetiakawanan Terlaksananya pembelajaan yang berpusat pada siswa, sehingga waktu yang tersedia hampir seluruhnya digunakan oleh siswa untuk kegiatan pembelajaran Memberi peluang munculnya sikap-sikap positif siswa Adapaun beberapa kelemahan dari pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah: Dalam pelaksanaan di kelas, membutu...

Prinsip utama pembelajaran menurut Teori Vygotsky

Menurut Slavin (dalam Murdiana, 2002: 21-22) Teori Vygotsky menekankan pada empat prinsip utama dalam pembelajaran, yaitu:  (1) the sociocultural nature of learning, (2) zone of proximal development, (3) cognitive apprenticeship, dan (4) scaffolding. Prinsip pertama the sociocultural nature of learning menurut Vygotsky menekankan pada pentingnya peran orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu dalam belajar. Vygotsky menyarankan untuk menggunakan kelompok-kelompok belajar dengan kemampuan anggota kelompok yang berbeda-beda untuk mengupayakan perubahan konseptual. Penggunaan prinsip sosiokultural dalam pembelajaran kooperatif terlihat pada tahap kegiatan kelompok(fase-3 dan pelaksanaannya dapat dilihat pada rencana pembelajaran. Pada tahap kegiatan kelompok akan terjadi interaksi sosiokultural antar anggota kelompok yang berbeda dalam kemampuan akademis, latar belakang sosial budaya, dan tingkat emosional Prinsip kedua zone of proximal development menurut Vygotsky adal...

8 Dimensi kualitas pelayanan

Ada 8 (delapan) dimensi kualitas yang dikembangkan Garvin (dalam Lovelock; Peppard dan Rowland, 1995) seperti dikutip Fandy Tjiptono (1996 : 68) dan dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan strategis dan analisis. Dimensi-dimensi tersebut adalah : Kinerja (performance), karakteristik pokok dari produk inti. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap. Kehandalan (realibility), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standard-standard yang telah ditetapkan sebelumnya. Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah diperbaiki, penanganan keluhan yang memuaskan. Estetika (aesthetics), yaitu daya tarik produk terhadap panca indra. Kualitas yang dipersepsikan (perceive...